- Rombak Cara Berpikir
Pertama, kita perlu mindset yang benar. Jangan memandang bahwa audiens adalah harimau yang siap menerkam dan mencabik-cabik jika kita melakukan sebuah kesalahan kecil. Mereka dan kita sebagai pembicara sama-sama manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Mereka tidak ingin mendengarkan permintaan maaf, kekurangan, atau ketidaksiapan kamu. Mereka hanya ingin mendengar sesuatu yang bermanfaat dari kamu. So, niatkan dan izinkanlah untuk berbagi, memberi, ngasih. Dengan begitu kamu tidak akan merasa terbebani untuk tampil sangat sempurna karena kamu sudah mempunyai niat untuk memberi menurut cara terbaikmu.
“Tapi saya takut diketawain, gimana dong?” Lho, terus kenapa kalau diketawain? Paling kita akan sedikit malu. Mengapa kita tidak ikut saja tertawa bersama mereka, sama-sama menikmati momen tertawanya. Hahaha. Iya, kan? Diketawain tidak akan membuat kita jadi sakit jantung, stroke, menjadi hina dina, atau jatuh miskin. Belum tentu mereka yang ngetawain seberani kamu ketika berbicara di depan orang banyak. Jika memang ada sesuatu yang lucu dari kita dan menyenangkan bagi mereka, bukankah justru suasana menjadi fun? Lalui saja. Suatu hari, seiring belajar, berlatih, dan mencoba, kamu akan mengerti bahwa ini adalah sebuah proses yang alami dan menjadi pengalaman yang menyenangkan sekaligus tak terlupakan. Suatu hari tertawaan itu akan bercampur dengan kekaguman tepuk tangan. Sip?
Terakhir, jangan pula menganggap—karena kita pembicara—bahwa kita orang yang paling jago, paling tahu. Kita macan, audiens cuma kumpulan kerbau. Oh no, kamu bisa-bisa jadi orang yang arogan dan antikritik. Audiens juga membawa pengalaman dan pengetahuan sebelumnya. Jadi, jika suatu saat ada yang bertanya, memberikan pendapat, atau menyanggah tentu berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang dia miliki saat itu. Hargailah keberadaan mereka yang rela memberikan waktunya untuk mendengarkanmu.
2. Relaksasi
Sebelum kamu pergi ke tempat acara, ada baiknya kamu menyempatkan dulu untuk berelaksasi atau bermeditasi. Ini dapat membuatmu lebih merasa nyaman dan tenang. Kamu bisa melakukannya selama kurang lebih 15 menit untuk menarik napas panjang dan mengeluarkan perlahan, memusatkan perhatian.
3. Olah Raga Ringan
Sebelum kamu berangkat presentasi, cobalah untuk melakukan olah raga ringan. Entah senam, jogging, atau melakukan gerakan-gerakan exercise ala fitness: sit up, wall sit, crunch, jumping jack, plank, lunges, dll. Jika badan kamu bergerak aktif, otomatis sirkulasi darah dan oksigen akan bagus sehingga membuatmu lebih optimis dan lebih siap menghadapi tantangan.
4. Datang Lebih Awal
Nah, inilah yang kadang membuat semua persiapan kadang menjadi nihil. Materi sudah matang, pakaian sudah oke, konsep membuka, isi, penutupan sudah dirancang sedemikian bagusnya tapi kita malah datang terlambat. Apa yang terjadi? Pertama, kita tidak bisa mengantisipasi hambatan teknis yang mungkin akan terjadi. Kedua, kita menjadi nervous karena serba terburu-buru. Faktor kedua ini biasanya menjalar ke mana-mana: blank, pesan banyak yang terlupa, dan audiens akan menganggap kita tidak menyiapkan diri dengan baik.
Datanglah lebih awal agar kamu bisa akrab dengan ruangannya, membayangkan situasi nanti, dan bisa mengantisipasi kendala teknis yang mungkin terjadi. Dengan datang lebih awal dapat membuatmu lebih tenang dan merasa siap.
5. Telepon Orang yang Kamu Sayang
Menelepon orang tua atau orang yang kamu sayang bisa memberikan kekuatan besar, lho. Coba deh telepon mereka dan minta doa juga support-nya. Rasanya, energinya beda aja. Kamu akan merasa lebih tenang. Sip?
6. Persiapan
Tiada kata tawar menawar: Persiapan, persiapan, dan persiapan. Apa aja yang perlu kita persiapkan:
a. Persiapan Diri
Jaga kesehatan, ya. Slip of tounge itu terjadi salah satu faktornya karena kelelahan. Siapkan pakaian yang cocok sesuai dengan acara presentasi kamu. Apakah perlu memakai pakaian formal, casual, batik, atau berwarna cerah, tergantung acaranya. Lihat juga tubuhmu, udah ok belum nih? Kalau kumisnya kepanjangan ya mbok dicukur gitu lho hihihi. Coba perhatikan rambut dan pastikan saat kamu tampil, badanmu wangi ya.
b. Persiapan Materi
Coba sekarang cek ke belakang. Saat kamu membuat materi presentasi, kapan biasanya mulai dipersiapkan? Kalau pakai sistem kebut semalam, wah gawat tuh. Performa kamu bisa nggak optimal. Potensi risikonya: desain slide enggak rapih, materi enggak sistematis, atau hal penting yang semestinya kamu masukkan malah jadi lupa, kamu enggak punya waktu untuk latihan dan mempersiapkan skenarionya. So, persiapkan materi sedini mungkin.
c. Persiapan Peralatan dan Perlengkapan
Misalnya, kamu tipe orang yang engga suka pake operator ketika presentasi, tentu biasanya kamu bawa presenter / pointer untuk memudahkan presentasimu. Coba cek tombol fungsi dan batrenya, siapa tau habis dan perlu kamu ganti. Charger laptop, connector HDMI/VGA, dongle wifi, dan sejenisnya sesuai kebutuhanmu.
7. Senyum dan Sapa
Sudah berdiri untuk membuka sesi bicara? Tersenyumlah. Senyum itu bukan hanya membuat kita merasa lebih tenang dan senang, audiens juga mendapatkan energi positif dari kita. Audiens akan melihat bahwa kita percaya diri dan memberikan senyuman kembali. Hindari senyum-mikir. Apaan tuh senyum mikir? Senyum mikir itu saat kamu melemparkan senyum kepada audiens, kamu tatap wajahnya, lalu pikiran kamu dijejali penuh penilaian, “Kok, si bapak ini gak senyum, apa saya ini ada salah?”, “Kok si ibu ini datar banget ekspresinya, apa saya dipandang remeh?”. Wuah, yakin deh itu bakal merusak rasa nyaman kamu di depan audiens. So, lemparkanlah senyum dengan tulus tanpa mengharap kembali.
Setelah itu, sapa mereka dengan antusias. “Selamat pagi!”, “Selamat siang!”, “Hai teman-teman semua!”. Ingat, antusiasme itu menular. Kalau kamu antusias, audiens pun akan merasakan semangat yang sama.
Bagaimana? Cukup mudah, kan? ? Selamat mempraktikkan!
Recent Comments