Walaupun secara prinsip pekerjaan tidak mudah memisahkan antara konteks pribadi di rumah dengan pekerjaan namun demikian yang perlu diingat adalah kita perlu menyadari bahwa jika kedua hal tersebut tidak dapat kita pisahkan dengan baik maka kualitas pekerjaan kita akan menjadi bermasalah.
Dalam dunia kerja yang menuntut pasangan kita juga harus ikut mencari nafkah tentunya tidak mudah namun dalam konteks profesional kerja kita dituntut untuk bisa mengelola hal-hal yang sifatnya personal agar kita tetap bisa fokus kepada pekerjaan kita. Ada satu istilah yang menarik yang saat ini banyak digabungkan yaitu live balance. Yaitu bagaimana kita bisa menciptakan keseimbangan baik pekerjaan keluarga kegiatan pribadi dengan mengaturnya berdasarkan persentase. Ada orang yang mengatakan bahwa keluarga harus 70% sedangkan pekerjaan 30%. Ada juga orang yang mengatakan bahwa pekerjaan 60% sedangkan keluarga 40%. Banyak sekali pemikiran-pemikiran yang seakan-akan membenarkan ketika kita lebih berfokus kepada satu area.
Namun demikian pola berpikir life balance perlu ditelaah kembali karena jika kita berpikir dengan cara yang salah maka kita akan masuk ke dalam lingkaran korban dan pengorbanan. Korban artinya kita harus pasrah dengan kondisi yang ada sehingga kita menganggap bahwa hidup kita tidak seimbang di satu sisi. Pola berpikir yang seharusnya mulai ditekankan adalah bagaimana kita bisa 100% fokus pada apa yang kita kerjakan di tempat kerja dan 100% kita berfokus pada kehidupan keluarga maupun pribadi. Banyak orang mencari alasan kenapa mereka seakan-akan bekerja telah kehilangan makna dengan meninggalkan keluarga padahal problemnya bukan soal durasi waktu tetapi bagaimana kita memiliki durasi waktu tetapi bagaimana kita memiliki kualitas waktu yang kita miliki baik dalam bekerja maupun bersama dengan keluarga.
Sehingga problem life balance lebih pada problem time management yang buruk. Dibandingkan karena alasan kurangnya waktu. Dengan waktu 8 jam di kantor dan 4 jam di rumah jika kita betul-betul mengelola dengan baik maka terciptalah apa yang disebut life balance. Bahkan kadang kala dengan memanfaatkan Sabtu Minggu sebagai waktu keluarga jika dilakukan dengan baik maka lebih dari cukup untuk menciptakan hubungan yang positif dan harmonis.
Dengan memaknailah balance secara benar maka kita akan benar-benar menjadi orang yang profesional karena kita bekerja tanpa membawa masalah rumah ke dalam kantor. Ini menjadi isu yang sangat besar saat ini di mana banyak orang-orang yang ketika bekerja merasa jenuh merasa tidak bermakna merasa bosan dan lain sebagainya bukan karena pekerjaan itu sendiri tetapi karena mereka merasa bersalah dengan keluarga merasa kehilangan waktu untuk pribadi yang sebenarnya juga hanya alasan mereka untuk bersembunyi di balik buruknya pengelolaan waktu mereka.
Jangan membawa masalah rumah ke kantor merupakan satu statement yang jelas sehingga saat di kantor seluruh fokus pemikiran kita benar-benar tercurahkan 100% untuk menyelesaikan dan menuntaskan tugas-tugas kita baik tugas pribadi maupun tugas kelompok sehingga tidak ada lagi penundaan yang harus dikerjakan di luar jam kerja.
Personal time management sudah harus diajarkan sebagai bagian dari pelatihan-pelatihan di perusahaan khususnya membantu individu-individu yang tidak mampu mengelola waktu sehingga mereka dirundung oleh rasa bersalah yang tinggi karena mereka merasa tidak bisa memenuhi peran mereka sebagai kepala rumah tangga sebagai pribadi bahkan sebagai atasan di kantor.
Andreas Imawanto
Source : Coach300
Recent Comments