Bisnis saat ini mengalami perubahan yang sangat besar khususnya dalam bagaimana mengelola sumber daya manusia yang ada. Selain karena permasalahan mahalnya upah tenaga kerja saat ini juga banyak sekali perusahaan yang mulai membuka pemikiran mereka bahwa semakin banyak karyawan semakin banyak masalah. Sehingga banyak sekali perusahaan-perusahaan yang mulai ketat dalam mengelola jumlah tenaga kerja mereka bahkan ada perusahaan yang secara simultan melakukan workload analysis secara rutin untuk memastikan bahwa jumlah tenaga kerja berada dalam komposisi yang tepat tidak berlebihan namun jika kekurangan pun artinya perusahaan akan mengelola kemampuan kerja yang bersifat multitasking. Kondisi ini tentunya akan memicu tekanan pressure dari sisi karyawan yang sebelumnya mereka bekerja dalam satu tim dengan jumlah yang berlimpah namun semakin hari pengetatan membuat banyak sekali tim yang harus diperkecil.

Dampaknya tentunya tidak mudah karena tidak semua pekerja mampu bekerja secara multitasking sehingga mereka yang terbiasa dengan bekerja satu persatu mereka harus dipaksa bekerja multitasking mengelola beberapa pekerjaan dalam waktu yang bersamaan. Multitasking sendiri merupakan gaya kerja yang memang unik yang berbasiskan pada model project management di mana beberapa aktivitas digabung menjadi satu kategori kerja yang akan dikerjakan secara paralel dan keahlian yang dimiliki oleh seseorang dengan tugas pekerjaan yang model multitasking adalah mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan aktivitas-aktivitas yang berbeda-beda dalam waktu yang singkat dan mereka juga diminta untuk kembali ke aktivitas sebelumnya dan dengan cepat menyesuaikan diri untuk melanjutkan aktivitas yang sebelumnya ia lakukan.

Multitasking sendiri secara prinsip psikologi bukan berarti mengerjakan beberapa tugas dalam satu waktu namun multitasking dalam makna kerja dan psikologis adalah mereka harus mampu bergerak dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain dengan lincah dan sistematis sehingga beberapa pekerjaan dapat terselesaikan dalam kurun waktu tertentu. Pelatihan mengenai model kerja saat ini menjadi satu trending di mana metodenya sebenarnya lebih padat bagaimana mengelola habit sehingga seorang karyawan tahu mana pekerjaan yang bisa dilakukan secara rutin bahkan otomatis dan tidak disadari dan mana pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan fokus dan konsentrasi yang dengan mengelola dua aspek tersebut pekerjaan yang kelihatannya kompleks sekalipun juga bisa terselesaikan dengan baik. Artinya dengan kita belajar keterampilan multitasking kita lebih mampu mereduksi stress tekanan yang membuat ketegangan ketika kita menyelesaikan berbagai macam aktivitas namun dengan cara yang sistematis dan taktis hal ini tentunya akan membantu merilis stres yang ada dalam diri seseorang sehingga mereka tetap dapat produktif dalam bekerja dan mampu bekerja dengan kualitas yang optimal. Main fullness working sebenarnya sama dengan metode mindfulness pada umumnya yang dilakukan dengan bagaimana orang berfokus kepada present time atau saat ini hanya ini diterapkan ke dalam dunia pekerjaan karena jika seseorang mampu berfokus kepada pergerakan dari satu aktivitas ke atas yang lainnya dan hadir betul-betul dalam aktivitas yang mereka lakukan tidak terpecah dengan berpikir hal lain maka otomatis ini mirip seperti ketika kita melakukan main furnace secara pribadi.

Metode main furnace walking sendiri saat ini sudah banyak digunakan untuk membangun mental health karyawan khususnya mereka-mereka yang bekerja dalam situasi yang beragam dan penuh dengan tekanan. Ada beberapa teknik atau cara untuk melakukan mindfulness working yaitu : 

  1. Mengelola satu kurun waktu biasanya antara 10 sampai 25 menit untuk mereka benar-benar terfokus kepada aktivitas-aktivitas tertentu. Karyawan biasanya dibantu dengan timer untuk memastikan bahwa dalam kurun waktu 10 sampai 20 menit tersebut mereka benar-benar mengoptimalisasi fokus mental pikiran bahkan fisik mereka ke dalam satu atau beberapa aktivitas kecil yang memiliki dampak yang tinggi terhadap kontribusi mereka pada organisasi.
  2. Menciptakan present time focus di mana mereka mencurahkan semua konsentrasi mereka berkaitan dengan satu atau beberapa aktivitas misalnya ketika mereka membuat satu surat mereka betul-betul memikirkan mulai dari persiapan pembuatan surat lalu pelaksanaan pembuatan surat hingga mengevaluasi tulisan dalam surat tersebut dan yang ketiga adalah melakukan proses selanjutnya misalnya mengirimkan surat tersebut. Aktivitas ini akan bisa terlaksana dengan baik dengan kualitas yang tinggi ketika seseorang betul-betul fokus pada aktivitas tersebut
  3. Memastikan setiap aktivitas harus memiliki durasi yang kita ciptakan yang kita buat sendiri agar secara mental kita tahu bahwa ada batasan waktu yang harus kita kejar. Durasi waktu sendiri harus bersifat kuantitatif misalnya 10 menit 15 menit 20 menit dan seterusnya. Timer menjadi salah satu alat yang membantu kita untuk berfokus kepada durasi waktu yang akan kita tentukan.

Ketika hal di atas merupakan metode yang paling sederhana untuk membangun kualitas kerja yang berbasiskan kepada mindfulness working. Banyak orang yang ketika mempraktekkan metode ini mereka terkaget-kaget karena pekerjaan yang selama ini sebagian besar tidak bisa mereka selesaikan namun dengan mindfulness working ini membuat banyak sekali pekerjaan yang terselesaikan dengan optimal.

Main fullmes working sendiri dalam konteks yang lebih advance akan banyak melibatkan berbagai macam metode time management, organizing ,struktur kerja, standar operasional dan lain sebagainya. Hanya berbedanya kalau dulu semua sistem-sistem yang sudah ada itu hanya ada sebatas tertulis namun jika kita ingin melakukan mindfulness working tentunya ini semua akan menjadi sesuatu yang real kita gunakan bahkan menjadi satu habit kebiasaan yang akan membangun kualitas kerja kita terus-menerus.

Andreas Imawanto

Source : Coach300