PEMIMPIN ANDAL, SIAP KEHILANGAN TIM
Banyak pemimpin yang tidak selalu siap untuk kehilangan tim, mereka masih menganggap bahwa ketika orang bergabung menjadi bagian dari tim anda, mereka akan selalu bersama-sama, sehingga ilusi mengenai kebersamaan ini seringkali malah menjadi hambatan bagi seorang pemimpin untuk terus maju dengan visinya.
Dalam satu dekade terakhir tentunya kita banyak sekali mendengar bahwa orang semakin mudah untuk memutuskan keluar dari suatu pekerjaan dengan alasan-alasan yang beragam. Mulai dari alasan kuliah lagi, alasan akan mengejar pekerjaan yang lebih menantang, alasan ikut suami, alasan keluarga dan banyak lagi alasan-alasannya yang tentunya kadang-kadang tidak kita pahami. Banyak pemimpin yang seringkali mencoba untuk mempertahankan orang-orang dalam tim nya dengan berbagai macam cara :entah dengan meningkatkan pendapatan atau mencarikan posisi yang lebih tinggi. Namun kenyataannya orang tersebut tetap mengundurkan diri. Banyak pemimpin yang frustrasi menghadapi situasi dan kondisi yang terjadi saat ini berkaitan dengan turnover bawahan mereka. Hal ini tidak saja membuat kinerja nya sebagai seorang pemimpin menurun karena ia terlalu mengandalkan tim untuk mencapai sasarannya.
Sebagai seorang pemimpin kita harus mulai menyadari bahwa sikap orang akan ditentukan oleh bagaimana mereka memandang arah tujuan hidup mereka masing-masing. Mungkin ada beberapa orang yang merasa bahwa mereka punya persepsi yang sama dengan perusahaan sehingga mereka tetap bertahan, namun beberapa dari mereka merasa bahwa ada hal di luar sana yang lebih menarik hatinya sehingga membuatnya untuk memutuskan diri keluar dari zona tersebut.
Nampaknya siklus keluar masuk orang dalam suatu organisasi harus dilihat sebagai siklus yang normal sehingga seorang pimpinan jauh merasa lebih siap ketika mereka harus kehilangan orang-orang dalam timnya. Beberapa kesalahan yang sering kali secara tidak sadar kita hindari namun seringkali kita malah terjebak dalam kondisi seperti itu.
Sebagai pimpinan kita harus mulai masuk ke dalam kenyataan bahwa suatu hari, suatu saat, suatu masa kita akan kehilangan tim kita, namun percayalah bahwa suatu hari, suatu saat, suatu masa akan ada orang baru yang akan menggantikan posisi tersebut. Ada beberapa persepsi kesalahan yang perlu kita perbaiki agar kita tetap fokus sebagai seorang pemimpin yang membawa kapal yang besar ini ke arah tujuan yang hendak kita capai :
1. Kita banyak menunggu orang yang sebenarnya tidak layak kita tunggu. Ketika kita masuk dalam kerja tim tentunya keleluasaan kita akan banyak terganggu karena kebiasaan masing-masing orang akan sangat beragam, sehingga kita tidak bisa memaksakan waktu yang kita miliki sesuai dengan apa yang kita harapkan , namun demikian banyak dari kita menghabiskan energi dan waktu hanya untuk menunggu orang-orang yang setelah sekian lama mereka tidak pernah menunjukkan perubahan apapun juga. Sehingga dalam batasan tertentu Anda harus merelakan orang tersebut ketika ia keluar dari bagian tim Anda.
2. Jangan merasa bersalah ketika kehilangan tim utama tim utama. Orang yang terbaik bahkan terdekat yang kita seringkali bukan orang yang akan berjalan bersama-sama terus menerus. Bisa jadi mereka punya pandangan punya orientasi yang berbeda, sehingga ketika pada akhirnya mereka meninggalkan kita belajarlah untuk merelakan mereka pergi dibandingkan memohon mereka untuk tinggal. Karena anda tidak akan pernah bisa memimpin orang yang tidak suka berada di dalam tim Anda yang hatinya berada di tempat lain. Sepanjang karir saya sebagai seorang pemimpin saya tidak pernah sekali pun juga berupaya untuk mempertahankan orang yang sudah memutuskan untuk keluar dari tim, karena saya sadar ketika hati mereka sudah terpecah sulit buat anda untuk mempertahankan prestasi mereka yang terbaik bagi organisasi anda. Namun demikian tetaplah memberkati mereka dan mendoakan agar mereka juga bisa mencapai kesuksesan mereka di tempat lain. Karena kesuksesan mereka pun merupakan kesuksesan anda ketika memimpin mereka.
Baca juga: Mengapa Konsep Kepemimpinan Barat Sulit Diterapkan di Indonesia
3. Jangan pernah berpikir bahwa orang-orang terbaik yang anda miliki tidak tergantikan. Dunia penuh dengan hal-hal yang mengejutkan, di mana orang-orang dengan keahlian yang unik, keterampilan yang berbeda sikap yang beragam akan hadir ketika anda mencarinya. Artinya kita harus percaya bahwa potensi-potensi orang tidak bisa saling dibandingkan. Akan muncul orang dengan potensi yang unik, bahkan bisa memberikan kontribusi besar bagi organisasi. Percayalah setiap orang akan bisa digantikan anda hanya butuh keterampilan untuk mentoring dengan baik dan memimpin mereka, sehingga potensi-potensi itu bisa terasah dengan baik.
4. Belajarlah untuk tetap menghargai orang yang sudah bersama-sama dengan kita walaupun dalam waktu yang singkat. Pemimpin yang baik tidak merasa terluka ketika ia kehilangan orang-orang yang pada awalnya Anda kira akan bersama-sama dalam jangka waktu yang lama. Pemimpin yang baik selalu terbuka terhadap hal-hal yang baru sehingga mereka juga akan menghargai orang-orang yang pernah bekerja bersamanya adalah orang yang sudah memberikan warna dalam kanvas kehidupan karir anda sebagai seorang pemimpin yang membuat Anda bisa mencapai posisi anda saat ini. Bahkan Anda perlu berterima kasih kepada mereka karena hubungan singkat yang sudah terjalin memberikan satu pembelajaran yang positif.
Kesimpulannya adalah sebagai seorang pemimpin belajarlah tetap fokus kepada sasaran jangka panjang dari tim dan organisasi anda. Biarkan tim anda bergerak secara dinamis, ada yang keluar, ada yang masuk dan Anda harus terus belajar untuk meningkatkan keterampilan untuk mengelola orang-orang yang ada ada walaupun dalam waktu yang singkat sekali pun juga.
Oleh Andreas Imawanto
Recent Comments